14 Hari Menyelami Social Media Underground [Dark Web Series #1]

Dunia sosial media seperti sebuah lautan, dimana yang sering kita temui tampak indah dan menarik selalu berada pada bibir pantai yang indah. Semua yang diceritakan memberikan kesan baik, bagus dan juga menarik dan mereka adalah sekumpulan orang-orang yang memberikan dampak melalui gerakan sosial media, sebut saja influencer.
Namun siapa sangka, ada dimensi lain dari sosial media yang jarang orang temui dan mungkin jarang orang pergi kesana. Ini adalah penelusuran saya dalam waktu 14 hari didunia dark social media, dimana jika ibarat sebuah lautan ini tempat para penyelam berada dan mencari penemuan baru disamudra yang lebih dalam. Project ini bukan tanpa maksut, ini adalah sebuah bentuk penyempurnaan keilmuan dalam bidang social media research, kebanyakan sosial media yang tampak dari luar sudah kita sering temui diberbagai sosial media, influencer, artis, selebgram dan lainnya, mereka aktif menghibur dan menginspirasi kalayak umum dengan mengenalkan dirinya dan disebut “famous people”. Tentu, semua hal itu ada yang berlawanan, baik-buruk, hitam-putih, begitu juga ilmu sosial media ini, jika dalam kacamata keilmuan social media influencer, sosial media branding, marketing dan lainnya adalah kategori ilmu putih. Dark Social Media ini, merupakan ilmu hitamnya atau ilmu yang tidak diajarkan dipendidikan kampus atau sekolah, karena ilmu ini justru digunakan tidak baik oleh oknum, salah satunya penipuan digital melalui sosial media.
Penelitian ini saya gagas dengan membawa NEOFILIA Market Research, sebagai project awal untuk menyelami dunia sosial media dari sisi lainnya. Dan benar saja, ada banyak sekali transaksi ilegal, hingga penipuan dalam waktu sekian jam yang mungkin tidak terbaca oleh sistem pemerintahan. ini yang menjadikannya menarik.
Saya mencoba membuat prolog terlabih dahulu dalam seri pertama ini. Dimana saya dalam project cyber crime ini menguji, apakah benar sosial media underground ini banyak yang menggunakannya? sebanyak apa dan apa tujuan utama dari mereka? lalu siapa saja mereka? Ini menarik! Waktu saya mencoba masuk pertama kali ke sosial media underground, maksut underground ini adalah sebuah komunitas sosial media dimana isi disana adalah penipu, tidak ada yang asli, semua benar-benar identitas bodong dan kita perlu terlatih untuk paham siapa kita dan siapa mereka. Kita seperti seorang penyelam yang masuk ke sebuah palung, dimana palung itu berisi banyak ilusi dan bisa saja kita terjebak dan tidak bisa kembali (ini cukup berbahaya) jika kita tidak memahami ilmunya dulu. Maka itu, sebelum kesana kita perlu mempelajari bagaimana cara kerja mereka terlebih dahulu.
Nah, saya lanjutkan waktu masuk ke dalam komunitas itu. begitu masuk, semuanya adalah fake, saat itulah kita benar-benar diuji keahliannya untuk tahu siapa yang asli dan siapa yang palsu, termasuk menggunakan foto palsu, berubah-ubah nickname dalam waktu cepat hingga nomor whatsapp yang banyak. Apa yang mereka lakukan? mereka menjual sesuatu, yang murah dan membuat kita tertarik, semuanya ahli marketing-sales, mereka saling mempromosikan dan menawarkan layanan terbaik disana, dan begitu kita transfer mereka sudah hilang, begitulah seterusnya. Lalu kenapa kita berada disana? misi ini memang sejak awal untuk project cyber analyst, dimana sekaligus untuk menyempurnakan keilmuan dalam bidang penelitian sosial media research, jika didunia pendidikan ada ilmu putih, maka bijaknya kita juga perlu mengetahui bagaimana dunia hitamnya sosial media agar kita mengetahui lebih dalam.
Lalu, selanjutnya saya mencoba menjadi seorang customer pada umumnya, berjalan-jalan disana (ini seperti perjalanan virtual) karena disana semua orang ramah dan mengajak kita untuk datang ke toko mereka, dengan cara apapun. Mereka satu sama lainnya terus aktif, menyapa dan terus sana mengingatkan kita untuk menoleh kepada mereka, bahkan mereka mengenalkan diri dan berteman dengan kita didunia nyata ataupun menelpon kita. Saat itulah mereka sudah masuk kedalam dimensi kita, dimana kita merasa semua hal itu tidak mencurigakan dan mereka terlihat ramah seperti orang kebanyakan, proses ini yang sering orang abaikan, lalu selanjutnya mereka mencoba untuk mencoba produk mereka, dengan promo yang murah, lalu mencoba menawarkan produk lainnya, promo murah lagi dan akhirnya setiap hari kita diberikan sebuah hal yang mana kita harus membeli dari mereka.
Kita perlu tahu, bahwa saat mereka menawarkan produk mereka tidak sendirian, ada beberapa kelompok yang lain yang saling terkait dan mendukung aktivitas mereka ini, misalnya jika kita memang ingin lagi maka belinya ditempat lainnya, bukan ditempat dia dan terus menerus saling terkait dengan tim mereka yang lainnya. Jika kita membeli produk A, maka diskonnya hanya bisa ditukar dengan cara membeli produk dari si B, tapi jika ingin lebih murah kita harus beli dari si C. Jika produk tersebut sudah dibeli maka tidak bisa dikembalikan, kecuali membayar kepada si A untuk garansi pengembalian. Proses yang saling terkait ini yang membuat orang-orang cenderung, sudahlah dan tidak mau mengurusnya lagi, disitulah mereka menang.
Memang secara nominal tidak mahal, ini seperti bisnis pulsa dengan harga yang mungkin 20rb ataupun 30rb terlihat murah bukan? hanya saja mereka bermain dengan quantity, dikalikan dengan banyaknya orang yang sudah masuk kedalam jaringan tersebut. Nah, jika anda merasa masuk kedalam sebuah jaringan tersebut, langkah utama adalah stop untuk melakukan transaksi, lalu blockir semua kontak yang mencoba menghubungi anda tersebut, itu adalah langkah utama. Karena jika anda sekali melakukan transaksi anda akan masuk lebih dalam lagi kedalam proses transaksi selanjutnya, sehingga anda akan menghabiskan lebih banyak lagi. Dan memang begitulah pola permainannya.
Mengapa mereka sulit dilacak? mereka menggunakan kontak yang palsu, baik itu whatsapp, instagram, rekening bank dan lainnya, mereka menggunakan nama berbeda-beda untuk setiap transaksinya, dan juga setiap mereka habis transaksi mereka akan mentransfer ke rekening lainnya untuk menghilangkan jejak digital. Mereka melakukan proses itu dalam hitungan menit. Bahkan, olshop saja kalah sigap menurut saja, mereka sangat ahli memainkan sosial media, apalagi promosi dengan cara menarik hati customernya. Memang secara teknis, cara mereka promosi sama seperti digital marketing lainnya, bedanya mereka melakukan itu dalam waktu cepat, bertim, kompak dan masif. Akun mereka bisa beberapa saat hilang saat kita melakukan transaksi, lalu berganti akun lainnya dan melakukan promosi lagi, sehingga kita benar-benar perlu teliti untuk tahu siapa yang sedang menyamar ini, mereka dengan mudah mengganti profile menjadi tidak sama dengan yang sebelumnya, sehingga sulit dikenali orang awam. Begitu customer yang telah mereka tipu merasa lelah, mereka untung disitu. Tapi sekali lagi, apa yang saya tulis menjadi sebuah bentuk kesadaran, bahwa jika anda ingin melakukan transaksi dan mengeluarkan uang apapun, pergilah ketempat yang anda tahu dan dipercaya, terlalu beresiko untuk pergi ke tempat tidak punya nama atau menawarkan promo yang tidak masuk akal.
Memang, hampir semua orang yang membeli sesuatu itu karena emosional, nah emosional inilah yang dimanfaatkan oleh mereka untuk mengelabuhi kita dalam aktivitas digital, bedanya mereka menggunakan ilmu digital untuk hal yang kurang baik [oknum], mereka bisa saja lebih ahli dari pakar digital, maka itu kita perlu lebih ahli melihat bahwa tidak semua hal dalam digital itu baik, tetap waspada dan stay safe.
M. Nahrowi #DigitalActivist #socialmediaresearcher
Leave a Reply